Apakah Anda ingin mencoba membuka bisnis budidaya ikan
lele? Cara budidaya Ikan lele bisa dibilang susah-susah mudah. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan agar budidaya berhasil. Kuncinya adalah ketelitian dan
disiplin.
Sekarang ini bisnis kuliner semakin marak, khususnya
di kota-kota besar. Bermacam makan hidangan ditawarkan, yang paling terkenal
adalah pecel lele. Lihat saja dipinggiran jalan khususnya daerah kampus, akan
terlihat tenda-tenda biru yang menjual pecel lele. Pecel lele adalah
makanan yang memasyarakat, di kota atau di desa makanan ini pasti ada. Bahkan
sekarang restoran besarpun mulai menyediakan menu ikan yang satu ini.
Lele bisa diolah menjadi makanan, rasanya gurih dan lezat.
Biasanya disajikan dengan sambal pecel dan lalapan. Karena semakin banyaknya
permintaan dan kebutuhan lele menjadi alasan bisnis budidaya ikan lele berpeluang memberikan keuntungan. Jika Anda ingin mencoba atau sudah menjalankan bisnis budidaya
ikan lele, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, agar proses kedepannya
tidak mengalami kendala atau masalah, yaitu:
1. Memperhatikan Kolam
Lele
Untuk memulai bisnis budidaya ikan lele yang pertama
kali harus diperhatikan adalah kolam. Lele harus hidup dikolam yang
memenuhi syarat, artinya untuk proses pembenihan berbeda dengan kolam pada
waktu proses pembesaran. Kolam untuk budidaya lele dibagi beberapa macam,
yaitu: kolam tanah, kolam terpal atau disebut juga dengan kolam semen, selain
itu ukuran kolam harus diperhatikan, ukuran harus sesuai dengan ukuran yang
ideal kolam lele yaitu sekitar 100 sampai dengan 120 ekor per m2.
Untuk model pembuatan kolam terpal dilakukan dengan
cara menggali lahan, kemudian diberi terpal atau dengan membuat rangka dari
kayu yang kemudian dikasih terpal. Cara pertama lebih efektif, karena akan
membuat bahan terpal lebih awet dan tahan lama. Jika pembesaran ikan lele sampai
pada tingkat untuk konsumsi maka lahan yang dibutruhkan sekitar 2 x 1 x 0,6
meter untuk 100 ekor lele dengan ukuran antara 5 sampat 7 cm.
Sebelum memasukkan bibit (lele-lele) ke dalam kolam,
sebaiknya jangan langsung memasukkan bibit ke kolam, tetapi masukkan dulu ke
dalam ember sedikit demi sedikit. Untuk menambahkan air lakukan secara bertahap
tiga kali, hal ini dilakukan agar lele bisa beradaptasi dengan suhu air yang
ada di kolam, sesudah selesai bibit bisa dimasukkan.
2. Air Kolam
Air kolam menjadi faktor terpenting untuk budidaya
ikan lele, tidak sedikit yang melakukan budidaya lele, kehilangan lele-lelenya
(mati) akibat tidak memperhatikan air.. syarat kondisi air yang baik untuk lele
adalah PH airnya antara 7 sampai 8. Pada kondisi itu bisa menebar benih ikan,
jadi sebaiknya sebelum menebar benih ukur dengan menggunakan alat ukur. Air
yang digunakan bisa dari sumber apapun asalkan dengan syarat memiliki kadar
besi yang rendah. Jika air yang digunakan berasal dari PAM, sebaiknya diendapkan
agar koporit dalam kandungan air menguap. Pengendapan air PAM dilakukan satu
sampai tiga hari.
Proses penambahan dan pergantian air kolam perlu
diperhatikan, jika air dalam kolam berkurang akibat penguapan maka tambahkan
air sampai dengan posisi normal, lakukan secara bertahap, dalam sebulan
biasanya air perlu ditambah sekitar 15 sampai 20 cm.
Air dalam kolam diganti apabila air sudah nampak
kotor, ciri-cirnya terlihat jika lele sudah mulai menggantung. Pada waktu dua
bulan biasanya air diganti sekitar dua kali, dibulan ketiganya dilakukan dua
minggu satu kali. Cara mengganti air bisa dengan membuka paralon (saluran
pembuangan) sampai air dikolam sedikit. Pada saat pergantian air biasanya
sekalian melakukan penyortiran, yaitu pemisahan ikan-ikan lele yang
pertumbuhannya cepat. Sesudah air diganti, beberapa hari kemudian air akan
terlihat coklat, dan berbau hanyir, maka perlu dilakukan penambahan dan
pengurangan air (proses sirkulasi pengeluaran dan pemasukan air ke dalam
kolam).
3. Pemberian Pangan
Lele dikenal sangat rakus, semua yang dimasukkan ke
kolam bisa menjadi santapan lele dengan patilnya. Namun ternyata lele
memerlukan pangan khusus misalnya pellet khusus lele yang bisa dicampur dengan
bahan lain, misalnya roti, nasi dan lain sebagainya. Perbandingan yang harus
diberikan antara pellet dan bahan lainnya sekitar 50% untuk pellet. Cara
pemberian pangan lele (pelet bisa dilakukan dengan tiga cara), yaitu:
- Pelet Apung
Pemberian pellet apung harus dilakukan dengan cara
menyebarkan pellet menjadi tiga bagian, misalnya pada kolam bagian kanan, kiri
dan tengah. Lakukan berulang-ulang sampai terlihat lele kenyang. Ciri-ciri lele
sudah kenyang adalah akan terlihat pellet yang tersisa pada saat pelet
disebarkan. Metode ini dilakukan agar lele bergerak lebih aktif. Berbeda dengan
pelet tenggelam pada pemberian pelet apung sebaiknya pelet direndam terlebih
dahulu dengan mengguanakan air hangat.
- Pelet tenggelam
Pemberian pelet tenggelam tidak dengan menyebarkannya
ke tiga sisi. Untuk pellet ini hanya disebarkan pada satu titik, dengan cara
sedikit demi sedikit, jika respon ikan sudah menurun memakan pellet, sebaiknya
hentikan karena tandanya lele sudah mulai kenyang.
- Pada saat pembenihan
Cara ini
dilakukan dengan cara memberikan pangan dengan cacing sutra, dengan cara
menyebarkannya di sudut dan ditengah kolam. Sebelumnya cacing sutra
dibersihkan. Sementara pada waktu pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti
ayam jenis tiren sebaiknya pilih yang masih segar dan melalui proses perebusan.
Pemberian pakan lele juga bisa dengan memberikan keong mas, yang sebelumnya
direbus dan didinginkan. Sesudah dingin cukil daging keong mas dengan bantuan
lidi lalu berikan pada lele sesuai dengan kebutuhan.
Waktu pemberian makan lele harus tepat karena bisa
membuat lele tumbuh besar,Pemberian pangan lele bisa tiga kali sehari atau lima
sampai enam kali sehari (setiap pertiga jam). Jam pemberian pangan
lele tidak boleh terlalu pagi, sebaiknya dilakukan sesudah jam 09.00 wib, jika
terlalu pagi keadaan kolam masih tercemar oleh zat dari udara, dan bisa
menyebabkan pencemaran sehingga lele bisa terkena penyakit radang ingsang.
Lele-lele yang dibudidayakan harus dipelihara dan
diperlakukan dengan caranya yang baik, jika tidak lele bisa terkena penyakit.
Banyak penyakit yang bisa menyerang lele, misalnya muncul bintik-bintik putih,
borok yang timbul dipermukaan lele. Agar tidak terkena penyakit dan menulai
lele-lele lainnya, harus dilakukan pencegahan dengan cara rajin mengganti air
kolam yang sudah kotor dan berbau, rajin melakukan penambahan dan pengurangan
air kolam (sirkulasi) dan jangan menempatkan ikan lele dengan jumlah yang
terlalu banyak (tidak sesuai dengan ukuran kolam).
4. Waktu Panen Lele
Panen lele khususnya yang dilakukan di kolam terpal
dilakukan dengan cara sortir atau dengan panen sekaligus. Panen sortir
dilakukan dengan cara memilih ikan yang sudah layak untuk dikonsumsi, biasanya
terlihat dari ukuran 5 sampai 10 per kg atau disesuaikan dengan permintaan
pasar. Sedangkan cara panen sekaligus adalah panen yang dilakukan dengan
menambah umur ikan agar semua dapat dipanen dengan ukuran yang sesuai.
Jika cara budidaya ikan lele dilakukan dengan baik dan
benar, sudah tentu hasil panen lele setiap bulannya akan meningkat dan para
penggemar makanan ikan lele akan puas dan tentu saja ini artinya membawa
keuntungan bisnis Anda.
No comments:
Post a Comment