![]() |
Raden Ajeng Kartini |
![]() |
Raden Ajeng Kartini bersama suaminya |
R.A Kartini lahir di Jepara Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, lahir dari keluarga golongan priyayi (bangsawan Jawa). Ibunya bernama M.A Ngasirah sedangkan Ayah Kartini bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat menjabat sebagai Bupati Jepara, .
Kartini menikah dengan Bupati Rembang bernama K.R.M
Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903. Saat itu
Adipati Ario sudah memiliki tiga orang istri.
Kartini memiliki cita-cita mengumpulkan beasiswa, namun
sayang cita-cita tersebut tidak tercapai karena Kartini keburu wafat saat
beliau berumur 25 tahun, tepatnya pada tanggal 21 April 1904 di Rembang Jawa
Tengah. Cita-cita Kartini kemudian diwujudkan oleh Dr Wahidin, seorang tokoh
pelopor berdirinya organisasi modern di Indonesia.
Gerakan
Kartini
Buku RA Kartini “Habislah
Gelap Terbitlah Terang” yang ditulis diantara tahun 1899 -1904 merupakan
kumpulan dari surat-surat yang pernah dikirim ke kawan-kawannya di Eropa yang
berisikehidupan keluarga, adat istiadat, cita-cita terhadap bangsa, gambaran
mengenai keterbelakangan wanita saat itu dan lain-lain.
![]() |
Raden Ajeng Kartini |
Pendidikan bagi kaum wanitapun harus masuk ke dalam
prioritas. Jadi, kunci kemajuan wanita Indonesia adalah kombinasi antara pendidikan
Barat dan kebudayaan Timur. Pada tahun 1912 atas dorongan seorang tokoh politik etis bernama Van Deventer, didirikan sekolah Kartini di kota Semarang. Kemudian muncul sekolah-sekolah putri lainnya di beberapa daerah seperti di kota Malang, Jakarta, Bogor,
Cirebon dan kota Madiun.
Pengaruh cita-cita R.A Kartini bagi masyarakat khususnya bagi
wanita Indonesia tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Walaupun saat ini terdapat banyak
kontroversi, baik yang pro dan kontra mengenainya, perjuangan R.A Kartini dalam memperjuangkan haknya berbuah
hasil.
Beliau adalah putri pertama Indonesia yang mendapatkan ijasah guru, ia
juga berjuang si tengah adat istiadat yang kolot dan meningkatkan derajat dirinya,
derajat wanita pada umumnya. Dimana selain mendapatkan pendidikan untuk
mengasah pengetahuan, wanita juga perlu memiliki sopan santun dan kesusilaan.
Untuk mengenang dan menghargai perjuangannya, pada tahun
1964 Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengeluarkan keputusan Presiden yang
menetapkan tanggal lahir Kartini, tanggal 21 April ditetapkan sebagai hari
besar yang kita kenal sebagai Hari Kartini.
No comments:
Post a Comment